Siti Khadijah binti Khuwailid

Siti Khadijah adalah seorang wanita pilihan yang menjadi istri Nabi Muhammad SAW. Siti Khadijah adalah putri dari Khuwailid bin As’ ad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab al – Qurasyiyah al – Asadiyah. Siti Khadijah tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terhormat. Beliau adalah seorang saudagar yang sukses, cantik, dan cerdas.
Allah menakdirkan Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah untuk menikah. Walaupun pada waktu itu Khadijah telah berstatus janda dan umurnya telah sampai di 40 Tahun sedangkan Nabi Muhammad berusia 25 tahun. Dibandingkan kepada istri yang lain, rasa cinta Nabi Muhammad SAW terhadap Siti Khadijah sangat besar. Saat menikahi Siti Khadijah, Nabi Muhammad tidak melakukan poligami. Bahkan setelah meninggal, Nabi Muhammad masih sering membicarakan mendiang istrinya. Sebuah rasa cinta yang sangat besar.
Sebagai wanita, kita bisa belajar banyak dari sosok teladan seorang Siti Khadijah. Inilah beberapa di antaranya:
Mandiri Sebagai Saudagar
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Siti Khadijah adalah seorang wirausaha atau saudagar sukses dan kaya raya.Khadijah menyadari bahwa kekayaan warisan dapat menyebabkan seseorang lebih senang berfoya – foya. Oleh karena itu beliau berusaha mengelola kekayaan harta keluarganya untuk menghidari perbuatan yang sia – sia tersebut. Melihat kesuksesan Siti Khadijah sebagai saudagar, tidak banyak wanita yang mandiri di masa itu. Inilah bukti bahwa wanita bukan makhluk yang lemah atau bodoh. Wanita bisa menghargai dirinya sendiri dengan menjemput rezekinya dengan mandiri. Dengan menjadi saudagar atau wirausaha, maka terbukalah kesempatan dan rezeki yang lebih besar untuk orang lain.
Tidak Menilai Pria Dari Kekayaannya
Sebagai wanita cantik dan kaya, banyak pria kaya yang ingin melamar Siti Khadijah. Beberapa pelamar itu adalah orang-orang yang berasal dari keluarga kaya dan bersedia membayar berapapun mas kawin yang diinginkan Siti Khadijah. Tetapi wanita mulia tersebut menolak lamaran yang datang secara halus. Harta bukanlah satu-satunya penilaian dalam memilih pasangan hidup. Siti Khadijah mencintai Rasulullah SAW karena akhlak mulia serta kejujurannya.
Melamar Terlebih Dahulu
Di dalam kisah Siti Khadijah dan Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah yang terlebih dahulu menyatakan keinginannya untuk menikah dengan Rasulullah. Melalui sahabatnya, Siti Khadijah menyampaikan keinginan itu. Hal ini menjadi sebuah jalan bagi wanita untuk tidak malu atau takut mengutarakan keinginan hatinya menikah dengan seorang pria baik, soleh dan berakhlak mulia. Menikah adalah tujuan yang mulia, jadi tidak perlu malu untuk sebuah tujuan mulia yang suci. Kalaupun lamaran itu tidak diterima, janganlah malu, karena Allah SWT pasti punya jawaban terbaik untuk menjawab jodoh seorang wanita.
Istri Yang Taat Pada Suami
Dibandingkan dengan pria kaya raya yang melamar Siti Khadijah, kekayaan Rasulullah saat menikahi Siti Khadijah tidaklah besar. Tetapi Siti Khadijah memilih pria dengan akhlak mulia. Beliau tahu bahwa tugas seorang istri adalah mendampingi suami. Siti Khadijah juga taat dan tidak membawa nama besar keluarganya atau kekayaan yang dimiliki untuk mengurangi rasa hormatnya pada Rasulullah.
Siti Khadijah mendedikasikan kekayaannya sepenuhnya untuk mendukung misi dakwah Nabi Muhammad. Dalam membantu Rasulullah, ada kalanya Khadijah menggunakan pikiran yang cerdik, tetapi ada kalanya ia mencurahkan kasih sayang seorang ibu atau cinta seorang istri. Dihadapinya semua tantangan dengan keberanian dan keteguhan hati. Tak perna sekalipun ia merasa gentar maupun gusar, ia selalu tenang dan sabar. Selain itu Khadijah juga tercatat sebagai orang pertama yang memeluk Islam dari kalangan wanita.
Ukhti – ukhti sekalian, beberapa hal yang telah disebutkan diatas adalah keteladanan dari Siti Khadijah yang sangat dicintai Rasulullah. Semoga kita dapat mencontoh keteladanan Siti Khadijah. Syukron ^^
0 Komentar untuk "Siti Khadijah binti Khuwailid"

 
Copyright © 2014 Fantastic - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info