FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PROSES SOSIALISASI
DISUSUN
OLEH ;
NAMA
: Miftah farid
JURUSAN: TKJ
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Faktor-faktor yang mempengaruhi sosialisasi” ini walaupun agak terlambat dari
waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Ucapan
terimakasih juga kami ucapkan kepada kawan-kawan yang telah membantu sedikit
banyaknya dalam menyusun makalah ini.
Mohon
maaf kami kepada dosen pengampu mata kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia
karena terlambat mengumpulkan makalah ini sebagai tugas kelompok yang harusnya
sudah dikumpulkan beberapa minggu yang lalu. Keterlambatan ini diakibatkan oleh
beberapa hal, namun kami akui bahwa keterlambatan ini sebenarnya murni kelalaian
kami sebagai mahasiswa.
Tidak
banyak yang dapat kami sampaikan melalui kata pengantar ini, namun yang jelas
kami berharap bapak dosen pengampu memaklumi kekurangan-kekurangan kami dalam
penyusunan makalah berikut dengan keterlambatan kami dalam menyelesaikan makalah
ini.
Ttd
penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[endif]-->Latar
belakang
Proses
sosialisasi adalah merupakan proses yang mempengaruhi seluruh hidup manusia.
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang
individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup,
nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat
diterima oleh masyarakatnya.
Proses
sosialisasi ini tentu saja diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai kebenaran dan
kebaikan agar manusia dapat bahagia dan menggapai tujuan hidupnya dengan baik.
Untuk itu perlu kiranya kita mempelajari berbagai hal yang turut mempengaruhi
proses sosialisasi agar kita dapat menghindari kemungkinan buruk yang disebabkan
oleh proses sosialisasi yang menyimpang.
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]-->Tujuan
Makalah
ini disusun untuk menjabarkan beberapa faktor yang yang mempengaruhi proses
sosialisasi karena kami berspekulasi bahwa proses sosialisasi adalah proses yang
sangat penting dalam hidup manusia. Untuk itu, melalui makalah ini pembaca
diharapkan dapat menambah wawasanya tentang faktor yang mempengaruhi proses
sosialisasi ini.
BAB
II
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PROSES SOSIALISASI
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[endif]-->Pengertian
sosialisasi
Sosialisasi
diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan
norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh
masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para
ahli
<!--[if !supportLists]-->A.
<!--[endif]-->Charlotte
Buhler
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan
berfungsi dengan kelompoknya.
<!--[if !supportLists]-->B.
<!--[endif]-->Peter
Berger
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam
masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk
kepribadiannya.
<!--[if !supportLists]-->C.
<!--[endif]-->Paul
B. Horton
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam
masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk
kepribadiannya.
<!--[if !supportLists]-->D.
<!--[endif]-->Soerjono
Soekanto
Sosialisasi
adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang
baru.
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]-->Media
sosialisasi
Sosialisasi
dapat terjadi melalui interaksi social secara langsung ataupun tidak langsung.
Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok social, seperti keluarga,
teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Adapun
media yang dapat menjadi ajang sosialisasi adalah keluarga, sekolah, teman
bermain media massa dan lingkungan kerja.
<!--[if !supportLists]-->A.
<!--[endif]-->Keluarga
Pertama-tama
yang dikenal oleh anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya.
Kebijaksanaan orangtua yang baik dalam proses sosialisasi anak, antara lain
:
<!--[if !supportLists]-->a.
<!--[endif]-->berusaha
dekat dengan anak-anaknya
<!--[if !supportLists]-->b.
<!--[endif]-->mengawasi
dan mengendalikan secara wajar agar anak tidak merasa
tertekan
<!--[if !supportLists]-->c.
<!--[endif]-->mendorong
agar anak mampu membedakan benar dan salah, baik dan
buruk
<!--[if !supportLists]-->d.
<!--[endif]-->memberikan
keteladanan yang baik
<!--[if !supportLists]-->e.
<!--[endif]-->menasihati
anak-anak jika melakukan kesalahan-kesalahan dan tidak menjatuhkan hukuman di
luar batas kejawaran.
<!--[if !supportLists]-->f.
<!--[endif]-->menanamkan
nilai-nilai religi baik dengan mempelajari agama maupun menerapkan ibadah dalam
keluarga.
<!--[if !supportLists]-->B.
<!--[endif]-->Sekolah
Pendidikan
di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat
berlangsungnya proses sosialisasi secara formal. Robert Dreeben berpendapat
bahwa yang dipelajari seorang anak di sekolah tidak hanya membaca, menulis, dan
berhitung saja namun juga mengenai kemandirian (independence), prestasi
(achievement), universalisme (universal) dan kekhasan / spesifitas (specifity).
<!--[if !supportLists]-->C.
<!--[endif]-->Teman
bermain (kelompok bermain)
Kelompok
bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian
anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi dengan teman
sebayanya. Puncak pengaruh teman bermain adalah masa remaja. Para remaja
berusaha untuk melaksanakan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku bagi
kelompoknya itu berbeda dengan nilai yang berlaku pada keluarganya, sehingga
timbul konflik antara anak dengan anggota keluarganya. Hal ini terjadi apabila
para remaja lebih taat kepada nilai dan norma kelompoknya.
<!--[if !supportLists]-->D.
<!--[endif]-->Media
Massa
Media
massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun media
elektronik (televisi, radio, film dan video). Besarnya pengaruh media massa
sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan. Contoh
:
<!--[if !supportLists]-->a.
<!--[endif]-->Adegan-adegan
yang berbau pornografi telah mengikis moralitas dan meningkatkan pelanggaran
susila di dalam masyarakat
<!--[if !supportLists]-->b.
<!--[endif]-->Penayangan
berita-berita peperangan, film-film, dengan adegan kekerasan atau sadisme
diyakini telah banyak memicu peningkatan perilaku agresif pada anak-anak yang
menonton.
<!--[if !supportLists]-->c.
<!--[endif]-->Iklan
produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup
masyarakat pada umumnya.
<!--[if !supportLists]-->d.
<!--[endif]-->Lingkungan
kerja
Lingkungan
kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif
mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
<!--[if !supportLists]-->1.)
<!--[endif]-->Lingkungan
kerja dalam panti asuhan
Orang
yang bekerja di lingkungan panti asuhan lama kelamaan terbentuk kepribadian
dengan tipe memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, sabar dan penuh rasa
toleransi.
<!--[if !supportLists]-->2.)
<!--[endif]-->Lingkungan
kerja dalam perbankan
Lingkungan
ini dapat membuat seseorang menjadi sangat penuh perhitungan terutama terhadap
hal-hal yang bersifat material dan uang.
<!--[if !supportLists]-->3.
<!--[endif]-->Faktor-faktor
yang mempengaruhi sosialisasi
Ada
lima faktor utama yang mempengaruhi sosialisasi seseorang. antara lain sifat
dasar, lingkungan prenatal, perbedaan perorangan, lingkungan, serta
motivasi.
<!--[if !supportLists]-->A.
<!--[endif]-->Sifat
Dasar
Sifat
dasar seseorang meliputi karakter, watak, serta sifat emosional. Sifat dasar
merupakan warisan dari ayah dan ibu yang diturunkan melalui gen. Gen telah ada
sejak anak masih berupa embrio yang di dalamnya mewarisi sifat-sifat sang ayah
dan ibu.
<!--[if !supportLists]-->B.
<!--[endif]-->Lingkungan
Prenatal
Embrio
berada dalam rahim ibu untuk beberapa waktu. Lingkungan inilah yang disebut
lingkungan prenatal. Pada masa ini sang ibu berusaha memberi pengaruh-pengaruh
yang baik kepada bayinya. Misalnya mengkonsumsi susu ibu hamil yang bertujuan
menambah gizi bayi atau senantiasa mendengarkan musik klasik guna merangsang
kecerdasan otak bayi. Tidak menutup kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh tidak
langsung yang berasal dari sang ibu, seperti penyakit ibu yang dapat
mempengaruhi kondisi sang bayi, gangguan endoktrin, penyakit bawaan atau
shock pada saat kelahiran.
<!--[if !supportLists]-->C.
<!--[endif]-->Perbedaan
Perorangan
Setelah
lahir, seorang anak akan tumbuh dewasa dengan karakteristiknya sendiri-sendiri.
Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, seperti ciri fisik
(bentuk badan, warna kulit, warna mata, dan bentuk rambut), ciri-ciri normal,
emosional, personal, dan sosial. Perbedaan perorangan ini mampu mempengaruhi
sosialisasi seseorang.
<!--[if !supportLists]-->D.
<!--[endif]-->Lingkungan
Lingkungan
yang dimaksud adalah kondisi sekitar individu baik lingkungan alam, kebudayaan,
dan masyarakat yang dapat mempengaruhi proses sosialisasi. Kondisi lingkungan
sekitar tidak menentukan, tetapi mampu mempengaruhi dan membatasi proses
sosialisasi seseorang.
Potensi
manusia tidak dapat berkembang secara otomatis melainkan memerlukan lingkungan
sosial yang tepat. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh : interaksi dengan
sesama, bahasa, dan cinta/kasih sayang.
Dalam
interaksi diperlukan pertumbuhan kecerdasan, pertumbuhan sosial dan emosional,
mempelajari pola-pola kebudayaan dan berpartisipasi dalam masyarakat. Melalui
interaksi orang dapat belajar tentang pola perilaku yang tepat serta belajar
hak, kewajiban dan tanggung jawab.
Bahasa
digunakan untuk mempelajari simbol - simbol kebudayaan, merumuskan dan memahami
kebudayaan, memahami gagasan yang kompleks dan menyatakan pandangan maupun nilai
seseorang.
Cinta
sangat diperlukan untuk kesehatan mental dan fisik seseorang. Lingkungan dimana
ia tinggal sangat berpengaruh pada sosialisasi. Lingkungan yang “buruk” akan
mempengaruhi perkembangan pribadinya.
Contoh :
Dari keluarga “Broken Home” akan berpengaruh negatif pada perkembangan pribadi
anak seperti rendah diri, suka berontak, nakal dan sebagainya.
<!--[if !supportLists]-->E.
<!--[endif]-->Motivasi
Dalam
menjalani kehidupan, setiap individu mempunyai motivasi-motivasi untuk
menjadikan hidupnya lebih berarti. Motivasi merupakan kekuatan dalam diri
seseorang yang menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu. Motivasi yang
dimiliki seseorang mampu mempengaruhi seseorang tersebut dalam bersosialisasi.
Orang yang mempunyai motivasi besar dalam bersosialisasi tentu berbeda apabila
dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai
motivasi.
BAB
III
PENUTUP
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[endif]-->Kesimpulan
Sosialisasi
diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan
norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh
masyarakatnya.
Sosialisasi
dapat terjadi melalui interaksi social secara langsung ataupun tidak langsung.
Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok social, seperti keluarga,
teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Adapun
media yang dapat menjadi ajang sosialisasi adalah keluarga, sekolah, teman
bermain media massa dan lingkungan kerja.
Ada
lima faktor utama yang mempengaruhi sosialisasi seseorang. antara lain sifat
dasar, lingkungan prenatal, perbedaan perorangan, lingkungan, serta
motivasi.
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]-->Saran
Setelah
mempelajari sosialisasi dan telah mengetahui factor-faktor apa saja yang
mempengaruhi proses sosialisasi, saran kami kepada pembaca agar dapat
memperhatikan proses sosialisasi yang penting ini. Jangan sampai pembaca
terjebak kedalam proses sosialisasi yang salah.
DAFTAR
PUSTAKA
Maryati,kun
dan juju suryawati.2006.Sosiologi untuk SMA dan MA kelas
XII.Jakarta.Penerbit Erlangga.
1 Komentar untuk "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES SOSIALISASI "
daftar pustakanya gak lengkap, bisa dilengkapi yang menurut F.G. Robbins (Ahmadi, 2004)