Kita tentu tak asing lagi dengan kata Friendster. Nama tersebut
telah lama melekat di benak pengguna internet, khususnya mereka yang gemar
mencari teman dan membangun jaringan pertemanan di dunia maya. Demikian
populernya, hingga mendorong berbagai content provider untuk menghadirkan situs
layanan serupa. Jadi, jangan heran kalau saat ini Friendster sudah punya banyak
“teman.”
“Jangan ngaku anak gaul kalau nggak punya account di Friendster.” Begitulah kira-kira komentar para remaja yang telah menjadi anggota Friendster.
Mungkin masih banyak komentar lain -dengan
gaya bahasa yang
lain lagi- yang intinya sama; ada yang kurang kalau belum jadi anggota
Friendster. Sebagian dari Anda mungkin tidak setuju, namun mesti diakui kalau
Friendster adalah fenomena baru bagi pengguna internet, yang dapat membentuk
komunitas tanpa batas setelah e-mail, mailing list, dan instant messenger.
Sebagai salah satu situs pertemanan, Friendster
paling banyak diminati di Indonesia. Sementara di Amerika
Serikat, kawula mudanya lebih gemar menjalin pertemanan di MySpace. Mari kita telaah
layanan-layanan tersebut satu-persatu. Kita mulai dari yang paling akrab dengan
kita, Frienster.
Sistem kerja Friendster hampir mirip Multi Level
Marketing (MLM). Kalau kita punya teman di Friendster, secara otomatis kita akan
masuk dalam jaringan teman kita tersebut. Terus seperti itu, hingga terbentuk
satu komunitas besar yang terus berkembang. Yang unik dari Friendster ini,
selain diskripsi diri lewat identitas dan foto, layanan ini juga menyertakan
testimonial yang diharapkan dapat menggambarkan si empunya account dengan lebih
obyektif.
Ngomong-ngomong, siapa sih orang di balik
kesuksesan Friendster? Friendster yang dikelola perusahaan Friendster Inc.
didirikan pada tahun 2002 berkantor pusat di Silicon Valley, California, Amerika
Serikat. Pendirinya adalah Jonathan Abrams, yang sekaligus kreator dari
Friendster. Jonathan sebelumnya adalah pendiri dan CEO HotLinks. Ia pun pernah
menjabat sebagai senior enginering pada perusahaan internet terkenal Netscape
dan Nortel. Abrams sendiri adalah lulusan Computer Science dari McMaster University.
Ketika perkembangan Friendster memperlihatkan
tanda-tanda kemajuan, pengelolanya mendapat suntikan dana US$ 13 juta dari
berbagai investor. Lalu pada Juni 2004 Friendster merekrut seorang profesional
bisnis. Dia adalah Scott Sassa, mantan President stasiun televisi NBC
Entertainment.
Hingga 2006, pengguna Friendster diperkirakan
mencapai 20 juta orang dari berbagai belahan dunia. Namun menurut survei
comScore Media Metrix, tahun ini trafik pengunjung Frienster cenderung menurun.
Kalau bulan Oktober 2005 Friendster dikunjungi 1,7 juta pengguna internet
(unique visitor), maka pada bulan April 2006 pengunjungnya tercatat hanya 1 juta
orang.
Layanan Serupa
Maklumlah, kini Friendster tak sendirian lagi sebagai pembentuk komunitas internet. Friendster sudah punya banyak saingan, salah satunya Orkut (www.orkut.com) yang dikelola oleh perusahaan yang mengelola Google. Teman Friendster yang lain, yang sering disebut-sebut, bahkan dipublikasikan pengguna Friendster adalah MySpace (www.myspace.com). Bentuk MySpace hampir serupa dengan Friendster, hanya saja MySpace memberikan beberapa tambahan fitur, seperti Blog, Free Email, Forum, Music, dan Game. Dari tampilan foto dan banner di situs ini, tampaknya MySpace ditujukan untuk konsumsi orang-orang dewasa.
Maklumlah, kini Friendster tak sendirian lagi sebagai pembentuk komunitas internet. Friendster sudah punya banyak saingan, salah satunya Orkut (www.orkut.com) yang dikelola oleh perusahaan yang mengelola Google. Teman Friendster yang lain, yang sering disebut-sebut, bahkan dipublikasikan pengguna Friendster adalah MySpace (www.myspace.com). Bentuk MySpace hampir serupa dengan Friendster, hanya saja MySpace memberikan beberapa tambahan fitur, seperti Blog, Free Email, Forum, Music, dan Game. Dari tampilan foto dan banner di situs ini, tampaknya MySpace ditujukan untuk konsumsi orang-orang dewasa.
Situs serupa yang juga dilengkapi banyak fitur
juga disajikan Multiply (www.multiply.com). Uniknya, pengguna Multiply bisa meng-invite
secara langsung teman-temannya di Friendster dan Orkut.
Ada lagi MeetUp (www.meetup.com). Bedanya dengan Friendster, situs ini membagi
penggunanya berdasarkan tempat tinggal dan minat masing-masing. Begitu masuk
situs ini, kita langsung ditanya negara dan kota mana yang kita inginkan. Ketika penulis
mengunjungi MeetUp, member dari Jakarta sudah mencapai lebih dari 5000 orang.
Pembagian kategori berdasarkan minat seperti
MeetUp juga menjadi andalan Tribe.Net (www.tribe.net), temen Friendster yang lain. Bahkan di halaman
depan sudah ada pembagian member berdasarkan kategori minat dan jumlahnya.
Bila Friendster membuka komunitas online dengan
teman tanpa batasan, beberapa situs lain membuka komunitas online berdasarkan
kriteria khusus. Linkedin (www.linkedin.com) misalnya, ingin membantu penggunanya membuka
komunitas online bagi profesional.
Artinya komunitas ini sangat berguna bagi
kelancaran pekerjaan atau bisnis masing-masing member. Lalu ada juga TheFaceBook
(www.thefacebook.com)
yang membentuk komunitas online melalui jaringan kampus. Jadi kita bisa mencari
keberadaan temen-temen sekampus dulu dan kini melalui jaringan TheFaceBook.
Terakhir ada juga jaringan komunitas online yang
ditujukan bagi pencari kerja, yaitu Monster (www.monster.com). Ternyata banyak member Indonesia
yang bergabung di situs yang dikelola Microsoft ini.
Di Indonesia
Layanan Friendster versi Indonesia pun belakangan banyak muncul. Yang pertama adalah Temanster (www.temanster.com). Boleh dibilang situs ini adalah foto copy Friendster yang berbahasa Indonesia. Sama persis.
Layanan Friendster versi Indonesia pun belakangan banyak muncul. Yang pertama adalah Temanster (www.temanster.com). Boleh dibilang situs ini adalah foto copy Friendster yang berbahasa Indonesia. Sama persis.
Lalu yang kedua adalah Sohib (www.sohib.com). Ini juga sangat
mirip dengan Friendster, hanya desainnya lebih berwarna dengan pilihan
warna-warna pastel. Terakhir adalah Fupei (www.fupei.com) yang desainnya sederhana, tapi banyak fitur
tambahan seperti Jurnal (Blog), Forum, dan Games.
Dari ketiga situs
friendster Indonesia itu, Sohib memiliki paling
banyak member (9.000-an). Sedang Fupei memiliki 3.500 member dan Temanster 3.000
member.
0 Komentar untuk "Sejarah Friendster"